Sultan Arp Arslan


TOKOH SULTAN ALP ARSLAN

Disusun oleh : Muhammad Maulidur rahman sah putra (060400123119)


BiogrSafi Sultan Alp Arslan

Nama asli

Abu Shujaa Muhammad bin Dawud Ja’fari Beik bin Mikail bin Saljuk at-Turkmani al-Ghuzzi,

Berkuasa

4 September 1063 – 15 Desember 1072


Pendahulu 

Tughril


Penerus

Malik Syah I


Kelahiran

20 Januari 1030


Kematian

15 Desember 1072

(umur 42)

Benteng Barzam, Deket Amu Darya, khwarezmia

Permaisuri

Aka khatun, putri yusuf Qadir Khan

Safariyya Khatun

Keturunan

Muizz ad-Din Malik Shah I

Taj ad-Dawlah Tutush I

Izz ad-Din Arslan-Argun

Bori-Bars

Toghrul

Ayaz

Toghan-Shah

Arslan-Shah

Takish

Aisha Khatun

Zuleikha Khatun

Wangsa

Wangsa Seljuk


Ayah

Chaghri Beg


Agama

Islam sunni

























  1. Riwayat hidup Sultan Alp Arslan

Sultan Alp Arselan menjadi sultan kedua menggantikan pamanya, ia memiliki nama lengkap Abu Shujaa Muhammad bin Dawud Ja’fari Beik bin Mikail bin Saljuk at-Turkmani al-Ghuzzi, atau dikenal dengan nama Adud ad-Dawlat. Diberi gelar Alp Arselan yang dalam bahasa turki memilki arti sang singa pemberani atau heroic lion. hal ini dikarenakan Sultan Alp Arselan sangat piawai dalam bidang militer dan mampu melebarkan sayap Islam hingga ke Anatolia dengan mengalahkan bangsa Romawi.

Mukrimin Halil seorang sejarawan Turki yang banyak meneliti tentang Dinasti Saljuk, mendefinisikan Sultan Alp Arselan sebagai assultan-i azam. Menurutnya Sultan Alp Arselan merupakan orang paling terkenal dalam sejarah Turki ia adalah pribadi yang hebat pria terhebat yang berasal dari ras Turki dan dari kalangan bangsawan Turki. Turki menjadi lambang kepahlawanan dalam kehidupan dan penampilannya.

Sultan Alp Arselan adalah penguasa Turki yang berhasil menyeberangi Sungai Efrat, menjadi penguasa Anatolia, dan menjadi orang yang paling banyak berkontribusi dalam proses tukifikasi di Anatolia. Ia juga memiliki pengaruh besar pada pendirian Madrasah Nizamiyah dan Azzamiye, yang saat itu sangat memperkokoh keberadaan aliran Sunni hingga menjadi salah satu faham paling berpengaruh.

Dari segi fisiknya ia memiliki bentuk fisik yaitu bertubuh tinggi, dan memiliki jenggot yang panjang kira-kira panjangnya satu meter, ketika ia akan memanah maka ia mengikat jenggotnya. Ketika ia duduk di atas singasananya ia terlihat sangat agung, sehingga ketika para utusan datang kepadanya mereka akan merasa segan dan takut. Di atas kepalanya ia menggunakan tajuk atau topi berbentuk kerucut panjang, dalam sumber-sumber lain juga disebutkan bahwa dia adalah seseorang yang bermoral tinggi, berbudi luhur, religius, adil dan merupakan seorang yang penyayang, dan menjadi pelindung bagi kaum-kaum miskin.

Sultan Alp Arselan mengawali kariernya sebagai panglima perang pada masa pemerintahan pamanya, pada saat itu ayahnya sudah menjadi gubenur Khurasan. Dengan keahlianya dalam bidang militer ia banyak membantu pamanya, salah satunya dengan melawan syiah fatimiyah di Mesir. Setelah kembali ke Khurasan ia bekerja pada bidang administrasi atas anjuran ayahnya. Pada saat membantu ayahnya bekerja pada bidang administrasi, ia dikenalkan dengan Nizam Al-Mulk, seorang negarawan yang sangat alim dan pandai dalam bidang politik.

  1. Sifat dan Kepribadian Sultan Alp Arslan

  1. Pemberani

Julukan heroic lion atau valiant lion disematkan kepadanya sebagai bentuk yang menggambarkan bahwa ia adalah seorang raja sekaligus panglima yang cerdik dan memiliki keberanian yang tinggi, sehingga sangat disegani oleh rakyatnya

Sebagai seorang pemimpin kerajaan ia tidak hanya duduk diam di atas singgasana saja, ia terjun langsung hampir dalam setiap pertempuran. Sebelum menjadi sultan ia sudah banyak berkontribusi pada bidang politik seperti membantu pamannya melawan syiah fathimyah, melawan pasukan Ghaznawi dan lain-lain.

Sifat pemberaninya dapat dilihat pada saat pertempuranya melawan Shihab ad-Dawlat Qultumish. Ketika Qultumish melihat sangat sedikitnya harapan untuk menang, Qultumish menempatkan di antara pasukannya dan pasukan Alp Arselan sebuah daerah berawa yang sangat sulit di seberangi. Alp Arselan dengan segala keberanianya mengubah rute perjalanan melalui jalur air dengan menyeberangi banjir bersama pasukannya.

Sifat pemberaninya yang lain juga dapat dilihat pada saat pertempurannya melawan Raja Romawi, yang pada saat itu membawa sekitar 300.000 pasukan terdiri dari bangsa Rusia, al-Kurj dan orang-orang Nasrani, berbanding terbalik dengan pasukannya yang hanya terdiri dari sekitar 15.000 pasukan. Ia tidak takut dan tidak gentar dengan terus maju dan menyerang pasukan di barisan depan yang berjumlah 20.000 orang.

  1. Adil

Sosok Sultan Alp Arselan juga terkenal dengan seseorang yang adil, pada masa pemerintahanya tingkat kriminalitas sangat sedikit, hukum dijalankan tanpa memandang siapa pun atau jabatan apapun. Ia dijauhkan dari sifat serakah dengan senantiasa menjaga harta rakyatnya. Diceritakan suatu ketika ada kabar yang mengatakan bahwa salah satu budaknya mengambil kain sarung dari sebagian pedangan, maka ia memanggilnya dan memberikan hukuman salib, hal ini membuat para budak senantiasa tunduk kepadanya. 

Pada waktu yang lain datang kepadanya beberapa orang yang mengadu tentang perilaku buruk menteri Nizam Al-Mulk, maka ia langsung memanggilnya dan berkata :Jika laporan ini benar, maka bersihkanlah akhlakmu dan perbaikilah perilakumu dan jika laporan ini tidak benar, maka maafkanlah kesalahan mereka dengan kesibukan yang menjauhkan mereka dari melaporkan manusia.

  1. Dermawan

Sultan Alp Arselan selain terkenal dengan keberanianya ia juga terkenal dengan kedermawananya. Pada masa pemerintahannya rakyatnya hidup makmur karena seluruh hak-hak rakyat dijamin dan dijaga, rakyat hanya dibebankan membayar pajak qishthain saja. Ia selalu bersedekah pada setiap bulan Ramadhan sebanyak 10.000 dinar, ia juga memberikan 30.000 dinar kepada Muhammad bin Abi Hasyim seorang utusan dari mekah pada tahun 462 H, yang mengatakan bahwa khutbah-khutbah di Mekkah sudah menyebutkan namanya dan nama Khalifah Abbasiyah

Sifat kedermawanya juga berlaku kepada musuhnya seperti ketika Raja Romawi berada dalam tawanan, ia memperlakukan Romeus Diogenes layaknya tamu dengan mendirikan tenda untukn Romeus sendiri, ketika dilepas dari tawanan sultan juga memberikan pakaian baru, perlengkapan selama perjalanan serta biaya perjalanan yang cukup untuk sampai ke negeri Romawi.

  1. Penyayang

Sebagai sultan yang dicintai oleh rakyatnya, Sultan Alp Arselan dikenal sebagai seseorang orang memiliki hati yang sangat lembut. Ketika pada suatu hari ia melewati Nerv Al-harrain sultan bertemu dengan orang-orang miskin disana, melihat kondisi mereka sultan menangis dan kemudian berdoa kepada Allah, sultan berdoa agar Allah memberikan kekayaan melalui Karunia-Nya. Selain itu pada masa pemerintahanya tercatat hampir seluruh nama orang-orang miskin dari banyak penjuru daerah kekuasaan saljuk, mereka diberikan uang dan tunjangan yang diambil dari uang gajinya yang disisihkan.

  1. Memiliki semngat jihad yang tinggi

Bersamaan dengan sifat pemberaninya ia juga memiliki semangat jihad yang tinggi. Dalam setiap pertempuran yang dilakukan senantiasa didasarkan untuk jihad kepada allah dan untuk menyebarkan dakwah islam, seperti yang dilakukanya di negara-negara Armenia dan Romawi. Ia juga senantiasa memperhatikan cita-cita Dinasti Saljuk yaitu menaklukan negeri-negeri yang beragama nasrani dan menghancurkan kepemimpinan Dinasti Fathimiyah di Mesir, kemudian menyatukan islam di bawah Daulah Abbasiyah dan kekusaan Dinasti Saljuk dengan beraliran Sunni.

Ketika berhadapan dengan pasukan Raja Romawi yang begitu besar, hal tersebut justru menambah semangat Jihad di dadanya, ia berseru dan mengatakan, Saya berharap pahala di sisi Allah dengan nyawaku ini. Jika dia bahagia dengan mati syahid maka dia ada di kantung burung-burung hijau, burung-burung nasar. Jika aku menang, maka betapa bahagianya aku, sementara aku sudah di penghujung umur dan hariku lebih baik dari kemarin

Ketika shalat jumat pada bulan Dzulqa’dah tahun 463 H (1071M), ia bersama dengan pasukannya berdoa kepada allah seraya menangis dan merendahkan diri. Di atas mimbar ia berkata kepada pasukannya, kita akan melawan suatu kaum dan jumlahnya tidak sedikit. Aku ingin menerjunkan diriku ke dalam mereka dalam waktu ini saat doa untuk kita dan kau muslimin dibacakan di mimbar-mimbar. Ada kalanya aku akan mencapai tujuan dan ada kalanya aku pergi ke surga dengan mati syahid. Barangsiapa yang ingin mengikutiku, maka ikutlah aku dan barangsiapa yang ingin berpaling dariku, maka hendaklah dia pergi. Di sini tidak ada sultan yang memerintah dan tidak ada pasukan yang diperintah. Sesungguhnya aku pada hari ini adalah seorang diantara kalian dan orang yang berperang bersama kalian. Barangsiapa yang mengikutiku dan mengibahkan dirinya kepada Allah, maka ia berhak mendapat surga atau ghanimah. Dan barangsiapa yang berpaling maka ia berhak mendapat neraka dan dipermalukan.

Pidatonya ini berhasil membakar semangat yang ada pada diri para pasukan. Semangat jihadnya juga dibarengi dengan sifat ketawadhu’an, terlihat pada perang Manzikert sebelum mulai menyerang musuh ia turun dari kudanya dan melumuri seluruh wajahnya dengan debu, ia menangis merendahkan diri kepada Allah, serta memperbanyak berdoa kepada Allah.

  1. Pandai dalam bidang politik dan memiliki pemikiran maju

Sebagai seorang panglima ia dikenal sebagai seseorang yang sangat piawai dalam urusan militer, juga sangat terampil ketika berada di medan perang. Ia terkenal dengan ketrampilanya melempar panah, ia selalu melatih dirinya dalam hal melepas panah dari busurnya, dikatakan bahwa panah dan busur tidak pernah berpisah darinya dimanapun ia berada.

Selain pandai di medan perang ia juga pandai dalam politik, seperti negoisasi yang dilakukanya pada amir Aleppo. Ketika Mahmud bin Nashr pemimpin daerah Aleppo tidak menunjukan kepatuhanya pada Dinasti Saljuk, ia mengirimkan utusan kepada Mahmud bin Nashr dengan menawarkan perdamaian di antara mereka akan tetapi ditolak.

Dengan mengunakan kepintaranya berpolitik ia mengumpulkan para amir dari Bani Kilab yang juga ingin menguasai Aleppo, ia memilih salah satu amir dan diperintahkan untuk menguasai Aleppo dan merebutnya dari tangan Amir Mahmud bin Nashr. Hal tersebut tentunya membuat khawatir Mahmud bin Nashr sehingga ia mendatangi Sultan Alp Arselan dan menyetujui perdamaian denganya.

Dengan mengunakan kepintaranya berpolitik ia mengumpulkan para amir dari Bani Kilab yang juga ingin menguasai Aleppo, ia memilih salah satu amir dan diperintahkan untuk menguasai Aleppo dan merebutnya dari tangan Amir Mahmud bin Nashr. Hal tersebut tentunya membuat khawatir Mahmud bin Nashr sehingga ia mendatangi Sultan Alp Arselan dan menyetujui perdamaian denganya.

  1. Selalu menjamin kenyamanan rakyat

Kenyaman rakyat menjadi poin penting selama Sultan Alp Arselan memimpin, tindak kriminalitas pada masa ini mulai menurun. Ketika suatu hari Sultan Alp Arselan mengunjungi Mesir, seorang pemimpin bernama Nasr bin Marwan keluar bertujuan menemani sultan, sebagai hadiah ia memberikan uang 100.000 dinar kepada sultan yang diambilnya secara paksa dari rakyat. Ketika mengetahui hal tersebut sultan marah dan memerintahkanya untuk mengembalikan uang tersebut kepada rakyat.

  1. Menghargai pendapat orang-orang disekitarnya

Setelah sultan mengalahkan Qultamish sultan menangkap seluruh anak keturunan Qultamish yang merupakan kerabat sultan, ketika sultan akan membunuh mereka Wazir Nizam Al-Mulk memberikan pendapat untuk mencegah hal tersebut. Wazir nizam Al-Mulk berkata " Tidak benar memasuki darah kerabat sendiri hal itu akan membawa nasib yang buruk bagi keadaanmu". Setelah mendengar pendapat Nizam Al-Mulk sultan kemudian memilih membebaskan mereka

  1. Kebijakan Sultan Alp Arslan pada bidang politik

Kebijakan politik dapat dipahami sebagai keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa konsep resmi yang dapat dijadikan acuan dalam proses berpolitik, atau tindakan-tindakan pemerintah yang didalamnya terdapat tujuan politik tertentu. Berikut beberapa kebijakan politik yang diterapkan Sultan Alp Arselan.

  1. Menatap sendi-sendi pemerintahan

Sebagai seorang pemimpin Sultan Alp Arselan senantiasa mengharapkan terjadinya kestabilan dan keamanan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan kenyamanan bagi daerah-daerah yang ada di bawah pemerintahannya. Konflik yang terjadi sepeninggal Sultan Thugrul Bek memberikan peluang bagi beberapa daerah untuk melakuan protes kepada pemerintah. Untuk itu kebijakan yang pertama kali diterapkan oleh Sultan Alp Arselan setelah naik ia tahta ialah memantapkan sendi-sendi pemerintahan Dinasti Saljuk. Kebijakan ini dibuat dengan maksud untuk memperkokoh pondasi Dinasti Saljuk dan pemerintahannya yang baru dimulai.

Adapun dalam pelaksanaannya ia mengawali dengan menetapkan kota Rayy sebagai pusat pemerintahan, serta mengawasi sistem administrasi Dinasti Saljuk. Perbaikan-perbaikan sistem yang tidak sesuai ia amanahkan kepada wazir Nizam Al Mulk. Langkah selanjutnya ia menundukkan daerah-daerah yang memberontak sepeninggal Sultan Trunggul Bek. Selama beberapa bulan setelah naik tahta Sultan Alp Arselan memfokuskan diri dengan mengawasi keadaan daerah-daerah yang berada di bawah Imperium Saljuk. Setelah merasa yakin dengan stabilitas keamanan Dinasti Saljuk ia mulai melakukan ekspansi ke luar daerah, terutama daerah kekuasaan orang-orang Nasrani dan Dinasti Fathimiyah.

  1. Peluasan wilayah

Sebagai seorang sultan ia berkewajiban untuk memajukan pemerintahanya, salah satu upayanya ialah dengan melakukan ekspansi keluar daerah. Kebijakan politik untuk melakuan ekspansi ini menjadi kebijakan yang berpengaruh besar bagi Dinasti Saljuk selama pemerintahan Sultan Alp Arselan. Kegiatan ini dilakukan setelah sultan merasa aman dengan kondisi negaranya, adapun yang menjadi fokus penyeranganya ialah negri-negri orang Nasrani dan daerah-daerah di bawah kekuasaan Dinasti Fathimiyah. Berikut beberapa ekspansi yang terjadi selama Sultan Alp Arselan memerintah:

  1. Penaklukan Georgia ke-1 

  2. Menaklukan Armenia 

  3. Menaklukan Mesir 

  4. Menaklukan Allepo 

  5. Menaklukan Syam 

  6. Menaklukan Daerah Jand 

  7. Menaklukan Georgia ke-2 

  8. Menaklukan Anatolia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sultan Abdul Hamid II

Ayatullah Khomeini

ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)