Ismail

Tokoh Ismail Pasha

Disusun oleh : Abdul Khamid (06040123083)

Ismail Pasha (1830-1895) adalah Khedive atau Gubernur Mesir yang memerintah dari tahun 1867 hingga 1879. Sebagai putra sulung Ibrahim Pasha, ia termasuk dalam dinasti Muhammad Ali, dan memiliki hubungan erat dengan Said Pasha. Masa pemerintahannya terkenal karena upaya modernisasi yang ambisius, tetapi juga diwarnai dengan tantangan ekonomi yang berat.

Salah satu pencapaian besar Ismail Pasha adalah pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869, sebuah proyek monumental yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah dan memiliki dampak besar terhadap perdagangan global. Namun, proyek ini juga memicu masalah keuangan yang signifikan. Untuk mendanai pembangunan tersebut, Mesir harus mengeluarkan jutaan pound yang menguras kas negara. Pada akhirnya, tekanan ekonomi membuat Ismail menjual saham Mesir di Terusan Suez kepada Inggris pada tahun 1875, sebuah langkah yang menandai hilangnya sebagian kedaulatan Mesir atas jalur perdagangan penting ini.

Kepemimpinan Ismail Pasha tidak hanya terfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada reformasi pendidikan dan kebudayaan. Di eranya, banyak sekolah dan perguruan tinggi didirikan, baik di Mesir maupun di Sudan. Ia juga berusaha memperluas wilayah kekuasaan Mesir, termasuk wilayah Ethiopia dan Somalia. Lembah Sungai Nil, dari sumbernya di Danau Victoria hingga ke muara di Laut Tengah, diintegrasikan ke dalam wilayah Mesir. Ismail juga membangun berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Namun, pemerintahan Ismail Pasha tidak lepas dari sisi gelap. Kebijakan pemborosan yang melibatkan pembangunan gedung opera, istana mewah, dan taman-taman besar, menjadi beban berat bagi anggaran negara. Akibat kebijakan ini, utang negara meningkat tajam, dan Mesir jatuh ke dalam krisis keuangan. Ismail juga dituduh mengabaikan aspek-aspek keagamaan dalam kebijakan pemerintahannya dan terlalu mengikuti pengaruh Barat.

Keberhasilan Ismail dalam memperluas pengaruh Mesir dan meningkatkan infrastruktur dicapai dengan biaya sosial dan ekonomi yang tinggi. Berbeda dengan pendahulunya, Said Pasha, yang memberlakukan kerja paksa tanpa bayaran dalam proyek-proyek besar seperti Terusan Suez, Ismail menghapuskan praktik ini dan membebaskan rakyat dari sistem kerja paksa. Dia juga menghapuskan pembatasan jumlah pasukan, memungkinkan Mesir memperbesar militer.

Namun, ketidakmampuan Ismail Pasha dalam mengelola keuangan dan pengeluaran negara menjadi titik kritis yang mempengaruhi kestabilan pemerintahannya. Akumulasi utang yang besar mengundang intervensi kekuatan asing, terutama Inggris dan Prancis, yang pada akhirnya berperan dalam pengambilalihan kendali politik Mesir. Pada tahun 1879, di bawah tekanan internasional, Sultan Abd-ul-Hamid II memutuskan untuk memberhentikan Ismail Pasha dari jabatannya. Meskipun ia berkontribusi besar terhadap modernisasi Mesir, kepemimpinannya berakhir dengan kontroversi dan krisis ekonomi yang mendalam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sultan Abdul Hamid II

Ayatullah Khomeini

ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)